Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat
CORE: Jelang Natal, pasokan
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-09 06:25:18【Sehat】325 orang sudah membaca
PerkenalanPengamat ekonomi dari Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendy Manilet. ANTARA/HO-Core/am.se

sejumlah komoditas pangan telah menunjukkan tekanan musiman menjelang Natal dan tahun baru, di antaranya cabai, beras dan bawang
Jakarta (ANTARA) - Ekonom Center of Reform on Economics(CORE) Yusuf Rendy Manilet mengimbau pemerintah untuk menjaga pasokan dan distribusi pangan strategis menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 agar inflasi tetap terkendali dalam sasaran.
Saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa, Yusuf Rendy Manilet menjelaskan sejumlah komoditas pangan telah menunjukkan tekanan musiman menjelang Natal dan tahun baru, di antaranya cabai, beras dan bawang yang mulai mengalami kenaikan harga di sejumlah daerah.
“Karena itu, perhatian utama pemerintah dan Bank Indonesia (BI) ke depan adalah menjaga kelancaran distribusi dan memastikan pasokan pangan strategis tetap mencukupi sampai akhir tahun,” kata Yusuf.
Permintaan terhadap telur dan daging ayam memperlihatkan peningkatan, yang diharapkan menjadi efek dari pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Namun, Yusuf mengingatkan, efek program ini terhadap inflasi perlu dilihat secara hati-hati.
Pasalnya, program belum terealisasi penuh dan relatif masih terbatas di sejumlah daerah, sehingga dampaknya terhadap harga sejauh ini belum terlalu besar.
“Namun, jika realisasi meningkat, penting untuk mengamankan pasokan agar ngak menimbulkan tekanan harga di sisi bahan pangan hewani,” tuturnya.
Sebagaimana laporan Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia mengalami inflasi tahunan sebesar 2,86 persen year-on-year (yoy) pada Oktober 2025.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terbesar disumbang oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang naik 4,99 persen yoy dengan andil inflasi 1,43 persen. Komoditas yang paling berpengaruh dalam kelompok tersebut ialah cabai merah, diikuti beras dan bawang merah.
Sementara menurut komponen, seluruh komponen mengalami inflasi, baik komponen inti, komponen harga diatur pemerintah, maupun komponen harga bergejolak (volatile food), dengan inflasi tertinggi tercatat pada komponen harga bergejolak.
Komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 6,59 persen dengan andil inflasi sebesar 1,05 persen. Komoditas yang memberikan andil inflasi adalah cabai merah, beras, bawang merah dan daging ayam ras.
Sedangkan komponen inti tercatat mengalami inflasi tahunan 2,36 persen dengan kontribusi terhadap inflasi umum sebesar 1,52 persen dan komponen harga diatur pemerintah naik 1,45 persen dengan andil inflasi 0,29 persen.
Baca juga: Ekonom: RI perlu daya tawar lebih agar AS beri tarif rendah bagi sawit
Baca juga: Ekonom tegaskan pentingnya akuntabilitas dan transparansi kebijakan
Baca juga: Ekonom tekankan perlindungan pekerja terdampak aktivitas bisnis
Suka(41)
Artikel Terkait
- Kapolri cek langsung kesiapan sarpras tanggap darurat bencana
- Unilever janji tuntaskan buyback Rp2 T dan bagikan dividen 100 persen
- TNI AU bangun dapur SPPG untuk program MBG di Yogyakarta
- Petugas gabungan bersihkan puing kebakaran di Jakarta Barat
- Kesempatan edukasi bahan makanan dengan MBG Sekolah Luar Biasa Batam
- Petugas gabungan bersihkan puing kebakaran di Jakarta Barat
- Pemkot Banjarmasin: Puluhan siswa alami mual sebelum MBG dibagikan
- Makanan olahan sebabkan 121 orang keracunan di Buryatia
- Riset IHATEC: Kehalalan produk jadi pertimbangan utama konsumen
- BGN sebut MBG jadi upaya pemerintah keluar dari middle
Resep Populer
Rekomendasi

BNPB utamakan perbaikan tanggul jebol di Bekasi, cegah banjir susulan

Cegah penambahan populasi, KPKP Jakut targetkan sterilisasi 250 kucing

Jenama perawatan kulit Bali berkomitmen kurangi limbah plastik

Pengamat sebut produk halal ekraf bisa tingkatkan pendapatan negara

526 rumah di Pandeglang terdampak banjir luapan sungai Ciliman

Sekitar 350 keluarga di Sudan berjalan kaki 50 km untuk mengungsi

Pemkab Malang telusuri penyebab keracunan belasan pelajar Mts

8.000 korban erupsi Lewotobi NTT masih ditanggung pemerintah pusat